Ia tengah sakit flu. Ia pun cuma turun dalam 32 menit. Namun, Lionel Messi memiliki mantra luar biasa di depan gawang lawan. Dengan kondisi tak sempurna, Mesiah masih mampu mencetak 2 gol ke gawang Osasuna.
2 tembakan sempurna itu membuat torehan golnya menjadi 31 gol. Hebatnya, ia membobol gawang lawan sebanyak itu hanya dalam 27 pertandingan. Artinya, rata-rata, setiap laga, Messi mengemas1,15 gol.
Rerata ini yang paling baik dalam sejarahnya merumput bersama Barcelona. Bahkan, jika ia terus mempertahankan rerata ini, hal spektakuler akan terjadi akhir musim nanti. Bandingkan saja rekor gol Messi dari musim ke musim.
Messi tak terlalu banyak mencetak gol ketika Frank Rijkaard menjadi pelatih. Di samping keterpencilannya oleh sang maestro sebelumnya, Ronaldinho, Messi ditaruh Rijkaard di posisi gelandang serang murni yang kurang fleksibel. Hasilnya, Messi memang tampil fantastis. Tapi, tetap kurang “menggigit” urusan mencetak gol.
- Pada musim 2004/2005, atau musim debut resminya, Messi cuma mengemas 1 gol dalam 9 laga.
- Musim berikutnya, ketika kepercayaan Rijkaard mulai tumbuh, Messi lebih banyak mendapatkan kesempatan bermain. Ia mengemas 8 gol dan 4 assist dalam 25 pertandingan.
- Musim 2006/2007, produktivitas Messi melesat lebih dari 100%. Dengan total 36 laga, sang penyihir mampu mengemas 17 gol dan 3 assist.
- Di musim terakhir Rijkaard menangani Barcelona, Messi tampil lebih banyak pula. Ia 16 kali membobol gawang lawan dalam 40 pertandingan.
Di akhir musim, Rijkaard pergi dan sebagai gantinya, datanglah Pep Guardiola yang sudah begitu mengenal Messi sejak lama. Pep tahu apa yang harus dilakukan untuk menebus bakat alami sang bintang. Yaitu, menggadaikan bintang lain.
Ronaldinho memang ajaib. Ia memberikan sentuhan magis di Camp Nou. Dinho menjadi salah satu dari sedikit pemain yang bisa diberi applaus oleh penonton Real Madrid.
Namun, membuat Ronaldinho permanen di Barcelona adalah petaka bagi si mungil Messi. Salah satu harus keluar demi yang lain dan si tonggoslah yang dipilih Pep.
Fakta membuktikan, insting Guardiola 100% benar. Lionel Messi didorongnya lebih ke depan. Sementara, para penyerang Barcelona dimintanya untuk bermain melebar sekaligus menjadi tembok penipu pertahanan lawan. Hasilnya, Messi pun menjadi juru gedor paling mengerikan.
- Musim pertama bersama Pep dilalui Mesiah dengan 38 gol dalam 51 penampilan. Assistnya juga melesat ke angka 18. Jika dibuat perbandingan, jumlah ini melesat 223% daripada gol terbanyak yang diciptakan Messi bersama Rijkaard.
- Musim kedua, Messi semakin melonjak. Ia mampu mengemas 47 gol dalam 53 pertandingan. Semakin naik pula persentase mencetak golnya dalam setiap laga menjadi 88,67%.
- Musim lalu semakin sensasional. Pacar Antonello Rocuzzo mencetak 53 gol dalam 55 pertandingan. Assistnya melesat hampir 100% dari rekor assist terbanyak di era Rikjaard.
Nah, musim ini, taruhlah Barcelona akan mencapai jumlah pertandingan yang (minimal) sama dengan musim lalu. Yaitu, 55. Kalikan saja dengan rerata gol Messi dan hasilnya adalah 63 gol!
Kita lihat saja apakah manusia komputer akan menyukai statistik ini dan mengabulkan permintaan penggemar sepakbola indah di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar